LAMPUNG – Kue talam ebi, salah satu kudapan ini kerap ditemukan di tempat penjualan kue tradisional. Bentuknya unik, seperti mangkuk kecil berbahan beras.
Sulastri, pedagang kue di Pasar Kangkung, Telukbetung, Bandarlampung, mengaku menjual kue talam ebi sejak belasan tahun silam. Kue talam ebi menjadi salah satu favorit konsumennya yang dijual bersama kue tradisional lain.
Kudapan berbahan tepung beras dan tepung sagu itu, menurut Sulastri kerap menjadi menu sarapan pengganti nasi. Umumnya, kue talam hanya disajikan polos, namun dengan adanya variasi taburan (topping) ebi atau rebon.
Tinggal di pesisir pantai Telukbetung, membuat ciri khas olahan berbahan hasil laut kerap menjadi sajian pelengkap.
Kue talam, menurut Sulastri memiliki tekstur kenyal, rasa manis, gurih dan asin. Sebelumnya, kue talam normalnya kerap dibuat dalam loyang besar untuk sejumlah acara. Namun seiring perkembangan zaman dengan kepraktisan yang ada, kue talam dibuat dalam ukuran kecil. Dibentuk mungil seperti mangkuk, membuat kue ini bisa disantap dalam sekali suapan.
“Kue talam yang dibuat dalam loyang besar hanya disajikan untuk acara khusus, sementara talam ebi yang saya buat dalam porsi kecil bisa disantap sekali makan dan mengenyangkan pastinya,” ungkap Sulastri, Sabtu (11/4/2020).
Ia mengatakan, bahan yang digunakan membuat kue talam ebi mudah dan merupakan bahan yang mudah diperoleh. Sulastri menggunakan tepung beras, tepung sagu, santan, air, garam dan gula. Selain bahan utama, juga digunakan cabai merah, kencur, bawang putih, ebi, daun jeruk.
Semua bahan tepung beras, tepung sagu dan bahan lain selanjutnya dibuat menjadi adonan. Proses membuat adonan dengan memakai mesin pengaduk (mixer), akan mempercepat semua bahan tercampur. Khusus untuk bahan taburan dari ebi dan sejumlah bumbu, pencampuran dilakukan dengan proses menyangrai.
“Adonan yang sudah merata dicetak dalam loyang kecil dan diberi olesan minyak goreng agar mudah dilepas,” bebernya.
Proses memasak kue talam, menurut Sulastri dilakukan dengan alat pengukus. Setelah kue talam matang dalam proses pengukusan, maka siap diangkat.
Sembari proses mendinginkan kue tersebut, taburan ebi dan bumbu yang sudah tercampur bisa disiapkan. Kue talam yang sudah matang bisa dipindahkan pada kemasan plastik untuk dijual.
Sehari, ia membuat puluhan kue talam. Sebab, selain kue talam ia menjual jenis kue lambang sari, risoles, lemper, dodol, gorengan dan sejumlah kue tradisional lain.
Sejumlah kue tradisional yang dijual sejak pagi hari hingga sore rata-rata seharga Rp2.000. Kue talam ebi kerap dipilih sebagai menu sarapan bagi warga yang tidak sempat memasak nasi.
Yuliasih, pedagang kue tradisional lain, juga menjual kue talam ebi. Perpaduan rasa manis, gurih dan asin, menurutnya menjadikan kudapan itu kerap diburu. Ia kerap menerima permintaan dari sejumlah kantor sekitar empat jenis kue untuk dikemas. Kue talam ebi sebagai salah satu pilihan, karena dibuat dari bahan tepung beras dan tepung sagu.
“Selain mengenyangkan, adanya taburan ebi sebagai hasil laut kue talam memiliki gizi yang bagus,” beber Yuliasih.
Penyuka kue talam ebi, Christina, menyukai kue tersebut untuk sarapan. Berbahan beras dan bahan lain, ia menghasilkan rasa yang unik. Saat disantap, kenyalnya kue talam berbentuk mangkuk akan memiliki rasa gurih saat ebi digigit.
Porsi sekali makan dengan gurih dan asin yang dominan membuat kue talam ebi, menjadi pilihan sarapan ditemani secangkir teh hangat.
"kue" - Google Berita
April 11, 2020 at 10:28AM
https://ift.tt/34rpoWg
Talam Ebi, Kue Kenyal Favorit Warga Bandarlampung - Cendana News
"kue" - Google Berita
https://ift.tt/32MVXfu
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Talam Ebi, Kue Kenyal Favorit Warga Bandarlampung - Cendana News"
Post a Comment