/data/photo/2020/02/16/5e494dd0e61a7.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Jika sedang berkunjung ke Jakarta Pusat, coba lah tengok toko kue pertama dan tertua di Jakarta, Maison Weiner.
Toko kue yang sudah berdiri sebelum Jepang menjajah Indonesia atau tepatnya sejak tahun 1936 ini masih berdiri kokoh dengan gaya bangunan klasik yang khas.
Begitu memasuki toko kue yang didominasi warna putih dan merah, aroma kue khas eropa merebak tanpa permisi.
Baca juga: Viral Toko Kue di Depok Tolak Tulis Ucapan Happy Birthday, Ini Kata Pegawainya
Tidak hanya penampilan luarnya saja yang klasik, interiornya pun terlihat klasik.
Dengan empat meja yang masing-masing memiliki empat kursi, ditutupi taplak bermotif kotak-kotak merah putih, motif khas kain untuk piknik.
Kue-kue yang dijual di sini harganya sangat variatif.
Untuk jenis kue manis dan roti yang berukuran kecil ada di kisaran Rp 8.000 sampai Rp 14.000. Adapula roti dengan ukuran besar seharga Rp 40.000 sampai Rp 100.000.
Kue dan roti yang dijual di sini banyak yang masih menggunakan nama asli dari Belanda, seperti dreikorn brot, socijsbrood, amandel brood, sosisbrood, dan salah satu yang tertua ontbijtkooek.
Begitu pintu toko terbuka, penjaga kasir langsung menyambut, "Silakan, mau pilih yang mana?"
Berawal sebagai bengkel koewe
Heru Laksana, generasi ketiga yang meneruskan bisnis keluarga Maison Weiner ini menceritakan awal mula neneknya mendirikan Maison Weiner dengan kredit peralatan masak di Pasar Gambir.
Baca juga: Toko Roti Tous Les Jours Cabang Kota Kasablanka Bantah Berlakukan Peraturan Berbau SARA
“Jadi nenek saya dulunya kerja sama keluarga Belanda. Nenek saya suka bantu mereka bikin kue. Terus nyonyanya bertanya 'Kamu bisa bikin kue kenapa enggak bikin usaha?' tapi saat itu nenek saya bilang enggak ada uang buat beli peralatannya. Baru deh mereka nyaranin nenek saya buat kredit peralatan ke Pasar Gambir," ujar Heru.
Heru mengatakan bahwa neneknya, Lee Liang Mey atau yang biasa dipanggil Nyonya Gem memang bukan dari keluarga yang berada.
Sehingga saat awal mendirikan usaha ini memang banyak perjuangannya.
Pada awal berdirinya bisnis toko kue ini, Nyonya Gem hanya membuat kue-kue kering khas eropa.
Namun seiring berjalannya waktu, toko ini juga menambah menu ke kue-kue manis dan roti.
"Zaman kan terus maju. Kita itu sudah jadi toko roti satu-satunya di Jakarta sampai tahun '70-an. Nah sejak 1970 mulai banyak toko kue yang muncul. Jadi kita juga menambah variasi menu," ujar Heru.
Toko Maison Weiner ini pun mulanya bukan berlabel cakeshop, melainkan Bengkel Koewe.
Bengkel koewe ini hanya membuat kue-kue saja, belum berkonsep seperti toko ataupun kafe.
Baca juga: Sejarah Pasar Senen, Dahulu Hanya Buka di Hari Senin
"Jadi Bengkel Koewe ini satu-satunya usaha yang membuat kue, yang lainnya itu toko klontong yang sudah menjual kue yang sudah jadi. Jadi dari Bengkel Koewe ini didistibusiin ke toko-toko klontong," ujar Heru.
Asal mula nama Maison Weiner
Sambil sesekali menyeruput tehnya, Heru melanjutkan sejarah dari toko kue bersejarah se-Jakarta ini.
"Weiner-nya itu nama pemberian dari keluarga Belanda tempat nenek saya kerja dulu. Kalau Maison itu memang zaman Belanda semua toko, baik toko kue maupun yang bukan kue selalu disebut maison," ujar Heru.
Tidak hanya mempertahankan nama toko, toko kue ini juga tetap mempertahankan peralatan masak tua, seperti oven, yang dipakai sejak awal toko ini berdiri.
Saat ditemui Kompas.com, Heru mengajak ke tempat pembuatan roti dan kue di bagian paling belakang kue.
"Beberapa oven tuanya itu masih bisa dipakai. Cuma karena kapasitas dan ukuran kue makin besar, akhirnya beli yang baru, yang lama tetap disimpan," ujar Heru.
Oven-oven tua itu masih berdiri tegak. Tidak banyaknya penyok dan hanya ada sedikit karat menandakan bahwa toko ini merawat baik peralatan masak mereka.
Konsisten adalah kunci bertahan
Heru merasa bahwa ada perbedaan di antara era 80-an saat ia meneruskan usaha keluarga ini dengan era 2010-an.
"Makin ke sini zaman makin maju. Toko kue semakin banyak dan orang-orang juga mau beli makanan banyak jasa pengantar makanan sekarang. Dulu kita banyak pelanggan dari Jakarta Selatan tapi sekarang orang pasti malas datang jauh-jauh hanya untuk beli kue," ujar Heru.
Baca juga: Mengenal Sejarah di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa
Namun kemajuan zaman tidak membuat Heru menyerah. Ia merasa justru dengan menjaga konsistensi lah yang membuat toko ini bertahan.
"Sekarang dengan tetap menjual roti dan kue-kue eropa yang klasik, bisa jadi nilai lebih. Yang tua mampir ke sini jadi nostalgia, yang muda ke sini jadi menemukan sesuatu yang baru. Itu saja sih," ujar Heru.
"kue" - Google Berita
February 17, 2020 at 09:39AM
https://ift.tt/2vHIlXf
Maison Weiner, Toko Kue Pertama dan Tertua di Jakarta - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com
"kue" - Google Berita
https://ift.tt/32MVXfu
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Maison Weiner, Toko Kue Pertama dan Tertua di Jakarta - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com"
Post a Comment